Mengapa Abu Sayyaf Sulit Diberantas Filipina?

BukaFakta.com – Kini 10 WNI beserta 4 korban lainnya yang berasal dari warga negara Malaysia sayangnya masih belum bisa menghirup udara bebas dari sekapan para kelompok militan dari Abu Sayyaf. Bahkan sebaliknya, sejumlah 18 pasukan paling baik di Filipina telah meninggal dunia dengan sia – sia saat melakukan penyergapan di area Tipo – Tipo, tepatnya di Basilan, pada hari sabtu yang lalu.
Naas, seperti itulah kata yang paling tepat dikatakan. Karena harus diakui bila strategi gerilya dari kelompok Al Harakat Al Islamiyya lebih unggul dari pada militer Filipina. Padahal, mereka semua sudah mendapatkan pelatihan untuk anti teror juga pendanaan dari Amerika Serikat dari tahun 2001 saat memasuki era Presiden Gloria Macapagal Arroyo.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, sebegitu hebatkah kelompok Abu Sayyaf? Hingga membuat Filipina tidak bisa memberantas kelompok mereka.
Yang pasti, berdasarkan pengamatan dari Universitas Paramadina menyatakan bahwa kelompok Abu Sayyaf punya sejarah yang panjang atas berdirinya negara Islam pada area negara yang mayoritasnya adalah agama Katholik. Kelompok ini ada dari tahun 1991 dengan ketua Abdulrajak Abubakar Janjalani, seorang mantan anggota dari MNLF yang kecewa karena tidak mendapatkan otonomi khusus di area Filipina Selatan.
Ali, adik pelaku dari bom bali di tahun 2002 atas Amrozi, Ali Imran, dan Ali Gufran pun mengetahui dengan jelas bila mereka pernah bergabung dengan MILF sebuah sempalan dari MNLF di Mindanao. Jadi, mereka pernah bersama dengan kelompok dari Abu Sayyaf di tahun 2002 sampai dengan 2005.
Mereka semua diajarkan untuk terampil dalam memodifikasi senjata yang mmebuat jarak tembaknya menjadi lebih akurat dan lebih jauh. Selain itu, mereka juga memiliki granat M203 dengan kekuatan tercepat. Dari manakah mereka mendapatkan senjata?
Berdasarkan Emil, mereka mendapatkannya dari SALM atau perdagangan gelap di area segitiga emas di Thailang, Malaysia, juga Indonesia. Untuk anggotanya, berdasarkan peta dari organisasi militan dari Stanford University, nominal kelompok dari Salafi Sunni adalah 500 orang. Namun kemudian turun menjadi 445 di tahun 2010.
Dari sinilah hasilnya sangat mengejutkan. Karena kelompok Abu Sayyaf kini mempunyai peralatan yang bisa menembus dalam kegelapan, ada sensor panas tubuh dan mereka juga memiliki perahu yang cepat. Tentu saja hal ini cukup mengerikan sekali, karena pastinya akan sulit untuk memberantas kejahatan mereka dengan segala kecanggihan yang mereka miliki.