Meski 4 Kepala Terputus, Filipina Bantah Pemenggalan oleh Abu Sayyaf

BukaFakta.com – Terjadianya perang sengit antara militer Filipina dengan kelompok Abu sayyaf membuat 18 tentara tewas dan 4 diantaranya mengalami hilang kepala. Hal ini membuat militer Filipina menjelaskan bahwa rumor yang menyebutkan bahwa 4 kepala tentara yang tewas akibat dipenggal oleh kelompok musuh atau kelompok Abu Sayyaf itu tidak benar. Meskipun, dari kabar yang beredar atas hilangnya 4 kepala tentara Filipina dari pihak militer Filipina itu diakui kebenarannya. Karena, memang benar 4 kepala tentara miliknya telah terputus.
Namun, rumor tersebut telah dibantah secara langsung oleh juru bicara Komando Mindanao barat Militer Filipina, yaitu Mayor Filemon Tan Jr. Atas bantahannya tersebut, pihaknya menyatakan bahawa pertempuran dan perang sengit yang berlangsung dengan kelompok Abu Sayyaf yang berlangsung selama 10 jam kurang lebih, dan terjadi tepat pada hari sabtu ini tidak seperti itu kejadiannya. Namun pastinya, kejadian perang sengit antara 2 kubu ini hanya memiliki jarak sekitar 10 meter.
Selain itu, munculnya rumor pemutusan organ kepala tentara Filipina tersebut telah dibantah oleh Tan bahwa hal tersebut adalah rumor yang tidak benar. Dia mengatakan bahwa terputusnya kepala bukan berati tentara Filipina tewas karena dipenggal oleh kumpulan kelompok Abu Sayyaf. Menurut Tan, tentara yang sudah kehilangan organ kepalanya merupakan akibat dari senjata api yang digunakan oleh pihak kelompok Abu Sayyaf yang tergolong kuat. Bandit dari kelompok Abu Sayyaf dinilai memiliki persenjataan yang lebih unggul dari tentara Filipina.
Perlu ditegaskan sekali lagi bahwa mutilasi yang terlihat dengan adanya bukti pemotongan tenggorokan, itu bukan berati bahwa mereka meninggal karena dipenggal. Hal tersebut bisa terjadi karena bisa jadi akibat dari peluru, begitulah ungkap Tan.
Kasus perang sengit ini memang berlangsung cukup lama, bahkan hal tersebut banyak memakan korban dari tentara Filipina. Dimana korban perang dari kelompok Abu Sayyaf berjumlah lebih dari 50 orang dengan jumlah korban tentara Filipina yang tewas sebanyak 18 orang.
Bukan hanya itu saja, yang pasti, perang sengit tersebut terjadi karena adanya kasus hilangnya warga asing setelah kapal yang ditumpangi oleh WNI dibajak. Namun sayangnya, atas kejadian inilah terjadi pelarangan adanya tentara negara asing atau TNI masuk wilayah Filipina. Selain itu, pihak otoritas Filipina juga sampai saat ini masih belum memberikan kabar selanjutnya mengenai perkembangan dari kasus penculikan WNI.